Makassar-Sangatlah disayangkan, apabila iringan-iringan pengantar jenazah yang seharusnya dilakukan secara sopan-santun di jalan raya, mendadak berubah kasar hingga berujung pengeroyokan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, peristiwa pengeroyokan dan perusakan mobil seorang dosen di Makassar, Sulawesi Selatan dilakukan oleh oknum iring-iringan pengantar jenazah. Pengeroyokan dan perusakan mobil seorang dosen tersebut terjadi di depan Kampus Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM) di jalan Sunu Makassar pada Selasa 14 Desember 2021 lalu.
Seakan belum kapok, peristiwa serupa nyaris kembali berulang, meski tidak sampai terjadi tindakan yang lebih kasar, brutal, liar sampai merusak kendaraan, setidaknya tragedi kelam ini masih saja menimbulkan trauma berkepanjangan di jalan raya.
Pengalaman ini juga menimpa seorang pensiunan pegawai sebuah bank ternama di Makassar, adalah bernisial MSH alias A sapaan akrabnya, sekaligus pemilik dari usaha caffee di kota Makassar. Melalui sebuah rekaman di akun Media Sosial facebook miliknya, ia mencurahkan uneg-uneg perihal kebrutalan sebuah iring-iringan pengantar jenazah pada Rabu, 23 Februari 2022.
Dia mengakui mengalami trauma di jalan raya, apatah lagi ketika berhadapan dengan para pengantar jenazah yang bertingkah kasar menuju pemakaman. Pengalaman tidak sedap ini ketika berada di jalan Perintis Kemerdekaan-Daya Makassar, lebih tepatnya mendekati sekitar Toko Semeru.
Menurutnya saat itu kondisi lalu lintas jalan Perintis tersebut memang sangat padat bahkan macet, di titik itu memang sudah menjadi langganan macet, akibat sebagian kendaraan itu, akan berputar berbalik arah ke kota Makassar maupun ke arah Sudiang.
“Nah disaat bersamaan, datanglah segerombolan pengantar jenazah, maaf saya mengatakan dengan kata-kata gerombolan, memang modelnya, kondisinya, situasinya itu seperti gerombolan, bukan seperti pengantar jenazah yang seharusnya santun dalam keadaan berduka, tetapi dengan arogansi, dengan egois, kasar memaksakan kehendak, seolah-olah jalan raya itu milik mereka yang sedang mengantarkan jenazah, ” ungkap pemilik usaha kopi ini.
Dirinya membeberkan, pada posisi tengah macet, seharusnya saling memahami kondisi, dan tidak mungkin dalam sekejap kendaraan harus dipinggirkan, kecuali jalan raya lagi dalam kondisi sepi sehingga ada space jalan yang longgar. Tiba-tiba iringan jenazah melintasi kemacetan dengan cara kasar, akan susah mendapatkan jalan. Oleh karena kita ini masyarakat yang menggunakan jalan secara normal tidak akan bisa meminggirkan kendaraan secara tiba-tiba atau mendadak.
Ia mengaku berusaha telah mencari celah untuk menepikan kendaraan, namun tidak ada, posisi kendaraan begitu rapat bahkan memakan lajur jalan.
“Di jalan Perintis Kemerdekaan itu ada dua arah, masing-masing arah atau jalur itu hanya dua lajur atau dua deret, karena saat itu kondisi begitu macet maka terjadilah penumpukan kendaraan hingga tiga lajur atau tiga deret, dalam kemacetan itu mereka ini memaksakan kehendak untuk lewat, hal akan susah terjadi, maka mereka melakukan anarkis, memukul mobilnya orang, membentak orang dan tak segan-segan memaksakan pengendara lain minggir padahal tidak ada jalan buat minggir menepikan kendaraan, ” urainya kesal.
Dalam rekaman tersebut dirinya menyebut mengalami kebrutalan pengantar jenazah di kota Makassar dan merupakan salah satu korban, belum korban-korban lain, mobilnya kesenggol orang, ada juga mobilnya kesenggol bambu yang ujungnya ada bendera putih.
“Kaca sepion mobil saya turut jadi korban ditabrak dari belakang, untungnya sepion bisa terlipat secara elastis, jadi masih aman. harusnya kita sama-sama sadar, ketika anda mengantar jenazah lakukanlah secara santun, lakukanlah dengan sopan. Apabila akan mengantar jenazah almarhum-almarhumah itu ingin lancar tanpa hambatan, bayarlah polisi, sewalah polisi untuk mengawal, setahu saya pengawalan jenazah ke pemakaman di Makassar ini tidak dibayar, ” bebernya lanjut.
Lebih lanjut ia menandaskan, artinya keluarga yang berduka bisa mengajukan pengawalan ke kantor polisi/polsek terdekat, tatapi kenapa tidak dilakukan dan dirinya tidak pernah menemukan masyarakat biasa yang akan mengantar jenazah ke pemakaman itu dikawal oleh patroli pengawalan polisi lalu lintas, kecuali keluarga yang berduka itu dari kalangan pejabat atau tokoh masyarakat baru ada pengawalan dari kepolisian.
Ia meminta kepada kepolisian yang bertugas di jalan raya ketika melihat iring-iringan pengantar jenazah untuk mengambil inisiatif mengawalnya. “Ketika di depan iringan jenazah ada patwal polisi, maka secara tidak langsung masyarakat dengan legowo akan menepikan kendaraannya dengan cara yang baik. Tetapi apabila iring-iringan yang bermotor ini menguasai jalan raya, akan terlihat mengerikan, sangat menakutkan, baik yang sedang beriringan maupun berhadapan, betul-betul arogan dan sangat disayangkan hal ini harus terjadi di kota Makassar, saya tidak tahu kalau di kota lain, ” tukasnya.
Pemilik usaha kopi ini meminta kepada keluarga yang berduka dan pemuka agama yang saat itu berada di rumah duka, sebelum jenazah diantar ke pemakaman berikanlah sedikit pencerahan, berikanlah sedikit edukasi, berikan ceramah singkat kepada pengantar jenazah keluarga almarhum-almarhumah, untuk diingatkan agar lebih santun di jalan raya.
“Kita semua tahu jenazah itu harus segera dimakamkan di pekuburan, tetapi apabila niat untuk menguburkan jenazah itu melawan kondisi sosial masyarakat, mengganggu ketertiban umum jalan raya, menurut saya malah membuah jenazah seolah-olah berkata “janganlah kau mengantar saya dengan cara seperti itu, ” ujar MSH.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi seperti ini, saya menghibau kepada siapapun yang berduka yang sedang mengantar jenazah ke pemakaman, lakukanlah pengantaran jenazah dengan baik, santun sepanjang perjalanan menuju pemakaman, ” sambungnya lagi.
Sebaliknya apabila pengantar jenazah itu brutal, egois, arogan memaksakan kehendak ditengah lalu lintas begitu padat, macet, justru orang-orang akan mengumpat iringan jenazah. "Marilah kita bertoleransi bukan hanya toleransi antar umat beragama, tetapi bertoleransi antar masyarakat, bertoleransi di jalan raya dan memahami kepentingan kita masing-masing, " ajaknya.
Sekali lagi jika keluarga yang sedang berduka ini ingin mengantarkan almarhum-almarhumah ke pemakaman dengan cepat, lancar, kata MSH, maka gunakanlah jasa pengawalan dari polisi, dan kepada polisi lalu lintas yang menemukan iringan-iringan pengantar jenazah agar berinisiatif mengambil alih dengan melakukan pengawalan hingga pemakaman, dengan demikian akan tercipta ketertiban berlalu lintas sehingga masyarakat akan lebih enak tenang di jalan raya.
Sembari menahan senyumnya, MSH atau disapa A ini mengajak untuk sama-sama sadar bahwa jalan raya ini bukan milik pengatar jenazah saja tetapi milik semua orang yang di jalan raya. “Sipakatau, sipaka lebbi, santun dan memahami satu sama lain, kalau saya salah mohon dimaafkan dan kita harus saling mengingatkan, ” tutupnya menyudahi rekaman videonya.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|